Update Terbaru Gaji Nahkoda Kapal 2022 – Untuk menjadi pelaut, kamu harus memiliki kesiapan mental dan fisik yang prima karena seorang pelaut diharuskan untuk bertugas selama berhari-hari, atau bahkan berbulan-bulan, di atas lautan untuk berlayar. Selama dalam ekspedisi berlayar, seorang pelaut biasanya memiliki tanggung jawab untuk mengecek navigasi perjalanan, pemeliharaan kapal dan menjaga kargo-kargo dan penumpang di atas kapal agar selamat sampai tujuan.
Latar belakang Pekerjaan Seorang Nahkoda
Pelaut adalah orang yang bekerja di atas kapal, baik itu kapal tanker, kapal angkut atau kapal penumpang. Pada dasarnya, siapapun yang bekerja di atas kapal dapat disebut sebagai pelaut namun semuanya memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Mereka harus mengikuti seluruh perintah dan aturan yang diberikan oleh kapten.
Di Indonesia, pelaut masih menjadi profesi yang kurang dilirik. Padahal, pekerjaan ini cukup menggiurkan. Gaji yang didapatkan seorang pelaut bisa mencapai seratusan juta per bulan. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan Wahyu Satryo Utomo mengatakan, seorang pelaut pemula yang baru lulus kuliah pelayaran dengan posisi perwira di bawah nakhoda, mendapatkan gaji Rp 4-5 juta/bulan.
Setiap anak kecil yang ditanya tentang cita-cita mereka pasti hampir selalu menjawab ingin menjadi pilot atau dokter. Kenapa ya anak kecil menganggap profesi pilot sangat keren? Selain bisa terbang dan memakai seragam keren, profesi ini juga sangat keren dari sisi gaji.
Berapa Gaji Pilot saat ini?
Seberapa besar gaji pilot? Jawabannya tergantung pada maskapai tempat bekerja, jam terbang, jam terbang, dan pangkat. Gaji maksimal yang diterima pilot maskapai Indonesia bisa sampai Rp75 juta/bulan. Namun angka tersebut diperoleh setelah melalui perjalanan panjang.
Jenjang pertama dari karier pilot adalah Second Officer (SO). Para Second Officer ini biasanya baru lulus dari sekolah pilot. Mereka boleh menerbangkan pesawat kecil/ perintis berjarak dekat namun tetap harus didampingi kapten.
Daftar Gaji Pelaut beserta Nahkoda
Gaji FO berkisar di angka Rp15-20 juta/bulan. Apabila seorang SO mengambil lisensi ATPL & ME dan memenuhi jumlah jam terbang tertentu, ia bisa naik jabatan menjadi Co-pilot.
Selanjutnya ada First officer (FO) atau lebih dikenal sebagai Co-pilot. Tugas Co-pilot yaitu mendampingi atau menjadi wakil dari kapten pilot.
Meski sebagai wakil, Co-pilot wajib memiliki kemampuan yang sama dengan kapten karena tugasnya menggantikan sang kapten saat tidak bisa melanjutkan penerbangan. Gaji FO berkisar di angka Rp30-40 juta.
Nah, jabatan tertinggi pada karier pilot disebut kapten. Kapten bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi saat pesawat mengudara. Dialah yang memegang kendali penuh atas pesawat. Penghasilan kapten di Indonesia berkisar antara Rp45 juta/bulan.
Setelah menjadi kapten dalam beberapa tahun dengan jam terbang yang terus meningkat, gaji seorang pilot dapat menembus hingga Rp75 juta/bulan. Besar sekali ya? Tapi angka ini memang setara dengan tanggung jawab dan risiko yang ditanggung.
Pasalnya seorang pilot bertanggung jawab terhadap ratusan nyawa penumpang sekali terbang. Belum lagi jika harus ke luar negeri dan meninggalkan anak istri dalam waktu yang lama.
Gaji Nahkoda Kapal Di Indonesia
Di Indonesia, pelaut masih menjadi profesi yang kurang dilirik. Padahal, pekerjaan ini cukup menggiurkan. Gaji yang didapatkan seorang pelaut bisa mencapai Rp100 juta per bulan.
Namun kamu benar-benar harus siap tidak pulang lebih lama dari seorang pilot. Jika penerbangan bisa dilakukan dalam hitungan jam sampai hari, pelaut harus tinggal di kapal tiga sampai enam bulan sekali berlayar.
Perusahaan asing bisa menggaji seorang perwira US$ 900-US$1.300 atau Rp11,7-Rp16 juta per bulan (US$1 = Rp13.000). Nahkoda yang sudah berpengalaman bisa digaji hingga US$11.000 atau Rp143 juta/bulan.
Nakhoda atau pelaut tak hanya bekerja di kapal-kapal pesiar atau kapal kontainer dan sejenisnya. Nakhoda di kapal yang bekerja di offshore pengeboran minyak di tengah laut, mendapatkan gaji yang lebih besar hingga US$500 atau Rp6,5 juta/jam. Meski gaji lebih besar di offshore, risiko dan bahaya yang dihadapi juga tentunya lebih tinggi.